Sabtu, 08 Januari 2011

FAKTA-FAKTA PENTING SEPUTAR MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)


Glutamat sebagai asam amino pertama kali ditemukan oleh Prof Ritthausen dari Jerman pada tahun 1866. Asam amino tersebut diperoleh dari proses isolasi protein gandum (gluten). Sayangnya, dia tidak mengetahui bahwa glutamate bebas ini memberikan efek menyedapkan rasa. Baru pada tahun 1908, Prof. Kikunae Ikeda dari Jepang berhasil menemukan fakta bahwa glutamat merupakan kunci rasa gurih dari sup rumput laut Jepang (Kombu). Rasa tersebut kemudian diidentifikasi sebagai rasa darasr ke lima, yang berbeda dari empat rasa dasar lainnya. Ia menamakannya sebagai “rasa Umami”. Penemuan tersebut member pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan industry pangan di dunia, sehingga Prof Ikeda diakui sebagai salah satu dari 10 penemu agung (The Great Inventor) di Jepang.

MSG pertama kali dijual di Jepang pada tahun 1909 oleh perusahaan Ajinomoto. Pada waktu itu MSG dihasilkan dari proses ekstrasi gluten. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. MSG kemudian diproduksi melalui proses fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme. Bahan baku yang digunakan merupakan bahan alami antara lain gula tebu, singkong, jagung, sagu, gula bit, beras dan gandum. MSG pada tahun 1958 telah mendapatkan status GRAS atau Generally Recognized As Safe dari Badan POM Amerika Serikat (USFDA). Status tersebut sama seperti garam, lada putih, dan soda kue.


Kejadian penting berikutnya yang berkaitan dengan MSG adalah pada tahun 1968, ketika Dokter Robert Ho Mann Kwok menulis pengalaman pribadinya kepada editor The New England Journal of Medicine. Dia menceritakan gejala-gejala yang dialaminya setelah memakan makanan China, antara lain rasa kaku di leher yang kemudian menjalar pada kedua tangan dan punggung, rasa lemah seluruh badan, dan jantung berdebar-debar, yang dinamakan Chinese Restaurant Syndrom (CRS). Selain MSG, sebenarnya bahan – bahan lain yang dia duga sebagai penyebab CRS yaitu kecap, rice wine dan natrium yang berlebihan. Dia menyadari perlu dilakukan penelitian terhadap CRS. Cukup banyak penelitian terhadap CRS yang telah dilakukan, misalnya yang paling mutakhir dilakukan oleh Geha dkk. (2000) dengan metode “Multicenter Double Blind Placebo Controlled”. Hasilnya, 130 orang yang mengaku sensitif terhadap MSG tidak dapat membuktikan bahwa MSG sebagai penyebab gejala CRS yang mereka alami.


Setahun setelah Dr. Kwok menulis anekdot mengenai CRS, DR. John Olney dari Amerika Serikat pada tahun 1969 melaporkan kerusakan otak pada bayi tikus ketika diberikan MSG pada dosis sangat tinggi (0.5-4 g/kg berat badan, atau setara dengan 30-240 g pada manusia dengan berat badan 60 kg. pemberian MSG dilakukan dengan cara suntikan atau dengan makan paksa. Banyak peneliti menyadari metode penelitian DR. Olney ini tidak relevan dengan pemakaian MSG yang wajar, yaitu dalam dosis kecil bersama makanan. Misalnya, Takasaki dan kawan-kawan (1978 & 1979) melaporkan bahwa meskipun dalam dosis yang tinggi MSG yang diberikan bersama makanan tidak menyebabkan perubahan kadar glutamat dalam darah, dan tidak mengakibatkan kerusakan otak dalam jangak panjang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Smith (2000) melaporkan bahwa kadar glutamat dalam otak tidak dipengaruhi oleh kadar glutamat dalam darah karena adanya mekanisme “Blood Brain Barrier” di otak.

Badan pangan dunia, yaitu Komite Ahli Bahan Tambahan Pangan dari gabungan organisasi FAO dan WHO (Joint Expert Committee on Food Additive atau JECFA) telah mengevaluasi keamanan MSG sebanyak empat kali, dan pada evaluasinya yang terakhir yaitu pada tahun 1987, JECFA memutuskan untuk memeberikan status asupan harian tanpa dinyatakan (Accepteble Daily Intake Not Specified) untuk MSG. Masyarakat Uni Eropa pada tahun 1991 juga memberikan status yang sama untuk MSG.


Pada umumnya tuduhan negatif terhadap MSG didasarkan pada penelitian dimana MSG diberikan ke tubuh secara tidak wajar dan dalam dosis yang sangat tinggi atau dengan metode penelitian yang rancu, misalnya mengenai isu kerusakan otak, kebutaan, dan asma. Namun demikian ada juga tuduhan-tuduhan yang membabi buta tanpa penelitian ilmiah apapun copntohnya CRS, kebodohan, malas, dan kebotakan. Berbagai tuduhan negative ini mempengaruhi sebagian konsumen sehingga memotivasi produsen pangan untuk menjual produk mereka dengan label “No MSG” atau “No Added MG”, meskipun sebenarnya semua makanan mengandung glutamate.


Sebagai antisipasi kesalahan persepsi konsumen terhadap MSG, beberapa Negara di dunia, telah mempertegas sikap mereka terhadap makanan berlabel “No MSG”. USFDA menyatakan pangan yang berlabel “No MSG” atau “NO Added MSG” menyesatkan apabila produk pangan tersebut mengandung bahan baku yang mengandung glutamate bebas, misalnya, protein kedelai terhidrolisa (HVP, Hydrolized Vegetable Protein). Pemerintah Kanada klaim “No MSG” tidak dapat diterima kecuali produk pangan tersebut tidak mengandung glutamate.


Di Indonesia, BPOM pada tahun 2007 telah mengeluarkan surat edaran yang melarang perusahaan pangan mengklaim produknya tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan, tanpa pemutih, tanpa pewrna sintetik, dan pernyataan lain yang semakna untuk mencegah persepsi yang salah terhadap BTP. Selain menyesatkan konsumen, produk berlabel “No MSG” atau “NO Added MSG” juga berpotensi menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam pangan, dimana hal ini berakibat buruk pada penderita darah tinggi yang sensitif terhadap natrium. Badan kesehatan internasional menganjurkan konsumsi natrium harian sebanyak 2000 mg atau setara satu sendo the garam per orang. Pangan berlabel “No MSG” atau “No Added MSG” cenderung menggunakan garam lebih bnayak untuk menyedapkan rasa. Garam mengandung Natrium tiga kali lebih banyak dari pada MSG. berdasarkan uji rasa, garam dalam makanan dapat dikurangi dan palatabilitas dapat dipertahankan dengan menggunakan MSG yang memberikan efek rasa umami. Cara ini dapat mengurani natrium dalam makanan 20-40%. Setahun lagi, pemakainan MSG di dunia akan genap berusia 100 tahun. Selama ini rasa umami dari MSG telah menstimulasi lidah dari setiap manusia di berbagai penjuru dunia. Umami juga dimanfaatkan oleh industry pangan dan ahli-ahli gizi untuk mempertahankan palatabilitas makanan akibat pengurangan garam dalam makanan.

Referensi :
Artikel ini disalin secara sempurna dari tulisannya Turiadi (2008) seorang Advisor External Scientific Affairs, R&D Department PT. Ajinomoto Indonesia dalam majalah FoodReview.

PT. DANONE INDONESIA


Danone Group adalah pelopor dalam industri makanan dunia dan beroperasi lebih dari 120 negara serta merupakan salah satu dari 10 besar perusahaan penghasil makanan dan minuman terbesar di dunia. PT. Danone Indonesia merupakan salah satu bagian dari Danone Group. Danone Group pertama kali didirikan di Perancis oleh Antoine Riboud dan saat ini dipimpin oleh Franck Riboud yang di pusatkan di Paris, Perancis. Misi utama Group Danone adalah membantu manusia di seluruh dunia, tumbuh, tinggal dengan lebih baik dan mendapat lebih banyak kehidupan melalui produk makanan yang lebih berasa, lebih bervariasi dan lebih sehat setiap hari.

Pada tahun 2005, produk Danone terbagi menjadi tiga sektor, yaitu:
1. Produk olahan susu, seperti susu dan yoghurt (55%)
2. Minuman, seperti air mineral (27%)
3. Biskuit dan produk sereal (18%)

Danone Group memiliki perusahaan-perusahaan yang tersebar diseluruh dunia, dari Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika Utara, Amerika Latin, Asia Pasifik, Afrika dan juga Timur Tengah. Posisi Group Danone yang global dan dominan ini ditunjang oleh adanya kerjasama yang solid di antara komponen-komponennya, dimulai dari pasar lokal sampai pasar international. Untuk saat ini pasaran utama bagi Group Danone adalah kawasan Asia Pasifik, khususnya negara-negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia, China dan India.

Di Indonesia, Danone Group telah memutuskan untuk memperluas jaringannya dan telah berhasil bergabung dengan perusahaan air mineral Indonesia yang terdepan yaitu “AQUA” (1998). Selama beberapa kurun waktu kemudian, Danone group telah berhasil menjalankan empat perusahaan yang kompeten yaitu AQUA, Danone Biskuit Indonesia, Danone Dairy Indonesia, dan Danone Indonesia. Akhir tahun 2007 grup biskuit dilepas kemudian Sari Husada dan Nutricia bergabung dengan Danone Group.

Untuk PT Danone Indonesia merupakan unit bisnis Danone yang dapat dikatakan baru, perusahaan ini diresmikan pada tanggal 8 Juli 2007, dan berlokasi di kawasan industri Lippo Cikarang, tepatnya di Jalan Kranji Blok F-3, Delta Silicon II, Lippo Cikarang, Bekasi. PT. Danone Indonesia memproduksi minuman yoghurt dengan merk dagang Activia, yang terdiri dari tiga jenis produk yaitu Spoonable, Drinkable dan Danone Yoghurt. Activia Spoonable dikemas dalam kemasan cup yang terdiri dari empat jenis rasa yaitu strawbbery, mangga, Tropical Fruit dan Mixed Berry sedangkan activia Drinkable dikemas dalam kemasan botol ukuran 80 gr yang terdiri dari dua rasa yaitu strawbbery dan jeruk dan untuk Danone Yoghurt di kemas dalam kemasan cup tetapi tidak di beri label yang terdiri dari 2 rasa strawberry dan vanila. Target pasar utama activia adalah untuk wanita aktif dan kaum ibu. PT. Danone Indonesia berlokasi di kawasan industri Lippo Cikarang, tepatnya di Jalan Kranji Blok F-3, Delta Silicon II, Lippo Cikarang, Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Referensi : Okta Nila Dianfenti. 2009. Sistem Pengendalian Dokumen dan Pengendalian Rekaman di PT. Danone Indonesia. Bogor : D3 SJMP IPB



Sabtu, 25 Desember 2010

SERABI

Oleh : Muhammad Rohman

A. PENGENALAN PRODUK
Serabi adalah makanan ringan atau jajanan pasar asli Indonesia (bukan Malaysia). Serabi terbuat dari tepung terigu, tepung beras, atau campuran keduanya dan santan. Biasanya makanan ini disajikan bersama gula jawa yang dicairkan bersama santan, bumbu ini disebut Kinca. Ada dua jenis serabi yang terkenal, yaitu serabi bandung yang terbuat dari tepung terigu dan serabi solo yang terbuat dari tepung beras.

Sekarang ini, serabi yang dijual tidak hanya yang original (tanpa topping dan hanya disajikan dengan kinca). Banyak variasi topping yang bisa dikembangkan. Diantaranya menggunakan susu, keju, meses, pisang, nanas, cokelat, nangka, bahkan daging atau sosis.

B. GAMBARAN USAHA

a. Produk
Dalam menggunakan tepung beras atau tepung terigu pilih yang sudah teruji kualitasnya. Hal ini sangat berpengaruh pada tekstur adonan. Kemudian santan yang digunakan sebaiknya berasal dari kelapa yang tidak terlalu tua. Begitu juga dengan gula merah pilih jenis gula merah yang baik kualitasnya. Selain produk utama serabi, sebaiknya pemilik usaha juga menjual aneka minuman. Minuman yang cocok sebagai teman serabi biasanya yang disajikan hangat. Seperti kopi, cappuccino, susu, jeruk hangat, teh manis, walaupun minuman dingin (es teh manis, es jeruk) juga tidak mengapa.

(b)









(a) (c)


(a) Serabi Polos, (b) Serabi Topping, (c) Serabi warna Pandan

b. Lokasi
Pilihlah lok
asi yang strategis, yaitu di tempat-tempat yang ramai, terutama di tempat berkumpulnya para pedagang makanan dan minuman. Seperti di pusat jajanan, sekitar sekolah, kampus, dan pusat perbelanjaan.

c. Perlengkapan Usaha dan Karyawan

Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain etalase, tenda, bangku, dan meja secukupnya. Alat masak yang terdiri atas pemanggang yang terbuat dari aluminium atau besi dan tungku tanah
liat berdiameter sekitar 20 cm. perlengkapan lain adalah aneka wadah plastik untuk tempat topping atau kinca, piring, keramik ukuran gelas, serta sendok garfu kecil.

d. Promosi

Promosi usaha serabi antara lain spanduk dengan design yang eye catching. Lengkapi spanduk dengan gambar serabi yang dilumeri dengan topping agar menarik minat konsumen.untuk di awal usaha bisa juga menyebarkan brosur/pamflet di sekita
r tempa usaha.

e. Penetapan Harga

Harga serabi tergantung dari spesifikasinya. Serabi original atau polos yang disajikan dengan kinca sekitar Rp.3.000 per porsi, sedangkan serabi dengan topping bisa dijual Rp.4.000-8.000 per porsi.

f. Risiko

Risiko membuat serabi antara lain adalah kegagalan dalam membuat adonan dan saat memanggang. Akibatnya adonan tidak padat, kurang berserat, tidak mengembang, dan tidak lezat.
Teknik memanggang harus benar-benar dikuasai. Misalnya jangan mengangkat sebelum matang, terlalu matang (gosong), atau cara mengangkatnya tidak benar hingga rusak.

C. BEBERAPA MASALAH DALAM PEMBUATAN SERABI

a. Serabi Lengket di Tungku
Saat akan digunakan tungku tanah liat sebaiknya tidak mengandung atau terkena air agar serabi tidak lengket. Panaskan tungku sampai benar-benar kering setelah dicuci
dan sebelum digunakan.

b. Tutup Tungku
Jangan menggunakan tutup tungku yang terbuat dari aluminium karena tidak menyerap uap air sehingga akan menetesi serabi. Tungku pemanggang serabi sebaiknya menggunakan bahan yang sama dengan tungkunya, yaitu tanah liat.

c. Menerima Kritik atau Saran dari Konsumen

Hati-hati dengan konsumen yang sangat care dengan makanan. Biasanya konsumen seperti ini tidak s
egan-segan memberikan kritikan dan saran terhadap makanan yang disajikan dan pelayanan yang diberikan. Apabila dihadapkan situasi ini, adalah peluang bagi penjual untuk terus melakukan improvisasi. Penjual sebaiknya terbuka terhadap hal seperti ini.

D. CONTOH RESEP SERABI

Bahan-bahan

  • 175 gram tepung beras
  • 25 gram tepung kanji
  • 50 gram tepung terigu
  • 2 sdm gula pasir
  • 2 sdt garam
  • 400 ml santan cair dari ½ butir kelapa
  • 125 ml santan kental dari ½ butir kelapa
  • Kinca 500 ml santan dari satu butir kelapa
  • 175 gram gula merah, iris tipis
  • 2 sdm gula pasir
  • ¼ sdt garam
  • 2 lembar daun pandan

CARA MEMBUAT

  1. Campurkan tepung beras, tepung kanji, dan tepung terigu. Tambahkan gula pasir dan garam. Masukkan santan cair sedikit demi sedikit. Aduk rata hingga membentuk adonan. Terakhir, masukkan santan kental.
  2. Panaskan cetakan serabi. Olesi dasarnya dengan ampas kelapa agar tidak lengket. Tuang satu sendok sayur adonan, kemudian tutup. Maskan hingga matang.
  3. Rebus bahan pembuat kinca sambil terus diaduk hingga mendidih. Sajikan serabi dengan kinca.
E. ANALISIS USAHA SERABI Asumsi
  1. Masa pakai etalase 5 tahun
  2. Masa pakai tenda sederhana 2 tahun
  3. Masa pakai meja dan bangku kayu sederhana 3 tahun
  4. Masa pakai alat pemanggang 1 tahun
  5. Masa pakai tungku tanah liat 6 tahun
  6. Masa pakai peralatan lain-lain 3 tahun
a. Biaya Infestasi
  • Etalase Rp. 2.000.000
  • Tenda Rp. 300.000
  • Meja dan bangku kayu Rp. 300.000
  • Alat pemanggang Rp. 700.000
  • Tungku tanah liat 24 buah @ Rp. 8.000 Rp. 192.000
  • Peralatan lain-lain (piring kerami, Gelas, sendok dll ) Rp. 250.000
  • Total Investasi Rp. 3.742.000
b. Biaya Operasional Per Bulan

1. Biaya Tetap
Penyusutan etalase 1/60 x Rp. 2.000.000 Rp. 33.300
Penyusutan tenda 1/24 x Rp. 300.000 Rp. 12.500

Penyusutan meja dan bangku kayu 1/36 x Rp. 300.000 Rp. 8.300

Penyusutan alat pemanggang 1/12 x Rp. 700.000 Rp. 58.300

Penyusutan tungku tanah liat 1/6 x Rp. 192.000 Rp. 32.000
Penyusutan peralatan lain-lain 1/36 x Rp. 250.000 Rp. 7.000

Gaji karyawan 1 orang Rp. 900.000

Tot
al Biaya Tetap Rp. 1.051.400

2. Biaya Variabel

Tepung beras (8 liter x Rp. 7.250/liter x 30 hari) Rp. 1.740.000

Kelapa (10 butir x Rp. 4.000/butir x 30 hari) Rp. 1.200.000
Bahan kinca
(Rp. 30.000/hari x 30 hari) Rp. 900.000
Bahan topping (pisang, keju,dll) (Rp. 100.000/hari x 30 hari) Rp. 3.000.000
Arang kayu (Rp. 10.000/hari x 30 hari) Rp. 300.000

Listrik dan keamanan Rp. 90.000
Dus kue dan plastic bening (Rp. 30.000/hari x 30 hari) Rp
. 900.000
Total biaya variable Rp. 8.130.000

Total biaya operasional Rp. 9.181.400


c. Penerimaan Per Bulan

Penjaulan serabi polos
(70 pors x Rp. 3.000/porsi x 30 hari) Rp. 6.300.000
Penjualan serabi topping (30 porsi x Rp. 6.000/porsi x 30 hari) Rp. 5.400.000
Total Penerimaan Rp. 11.700.000


d. Keuntungan Per Bulan Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya Operasional
= Rp. 11.700.000 – Rp. 9.181.400
= Rp. 2.518.600

e. Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C = Total Pen
erimaan : Total Biaya Operasional
= Rp. 11.700.000 : Rp. 9.181.400
= 1,27

f. Payback Period Payback period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan =
(Rp. 3.742.000 : Rp.
2.518.600) x 1 bulan = 1,5 bulan

Tungku Serabi

Resferensi : Redaksi Agromedia. 2009. 40 Peluang Bisnis Makanan dan Minuman Kaki Lima Modal 2-8 Juta. Jakarta. Agromedia.









Sabtu, 16 Oktober 2010

MENENTUKAN STATUS MAKANAN HALAL ATAU HARAM?

Oleh : Muhammad Rohman

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al-Baqoroh :168).

Ketika kita ingin menganalisis apakah suatu makanan itu halal atau haram, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu patokan suatu makanan itu halal atau haram. Tentu patokannya adalah Al-Qur’an dan Hadits, bukan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan akal manusia, itu hanyalah sebagai pelengkap. Apa ayat Al-Qur’an atau Hadits yang menjadi patokan?
1. QS. Al-Maidah : 3

2. QS. Al-Maidah : 90

3. Bangkai, y
aitu hewan berkaki empat atau dua (al-an'am) yang matinya tidak disembelih secara syar'i.
4. Hewan yang diharamkan untuk membunuhnya (Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang membunuh empat macam binatang yaitu: semut, lebah, burung hud-hud, dan burung shurad (Sejenis burung pipit). Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban).
5. Hewan yang diperintahkan untuk membunuhnya. (Cari di Internet)
6. Hewan yang bercakar dan berkuku, di mana cakar dan kukunya digunakan untuk memangsa buruannya.

7. Al-Jallaalah, yaitu hewan yang makanan pokoknya benda najis dan kotoran
8. Hewan yang hidup di dua alam (ini pun masih khilafiyah)
9. Hewan Yang Menjijikkan
Pada dasarnya, keharaman makanan itu bisa terjadi karena dua hal. Pertama, haram karena zatnya yang memang haram. Kedua, haram bukan karena zatnya, tetapi karena unsur-unsur luar.

HARAM KARENA ZAT

Sesuatu yang apabila dimakan menjadi haram karena zat. contohnya yaitu daging babi, darah, bankai, serta hewan yang disembelih dan ditujukan untuk persembahan selain Allah. Sebagaimana firman Allah SWT :

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala...(QS Al-Maidah: 3)

Ada beberap makanan yang termasuk dalam kategori ini yaitu makanan yang zatnya halal, tetapi karena mengalami proses tertentu akibatnya makanan itu berubah menjadi haram. Contohnya adalah buah anggur. Wujudnya semula adalah makanan halal, namun ketika mengalami fermentasi atau peragian, lama kelamaan zatnya akan berubah menjadi khamar yang memabukkan. Ketika sudah menjadi khamar, maka hukumnya haram.

Contoh lainnya adalah hewan ternak yang halal dimakan seperti kambing, sapi atau ayam. Hukumnya bisa berubah menjadi haram ketika tidak disembelih dengan prosedur penyembelihan yang memenuhi aturan syariah. Misalnya dengan cara dipukul, dibanting, dicekik, ditanduk atau diterkam binatang buas. Semuanya dalam kasus tidak sempat untuk disembelih. Hukumnya berubah dari halal menjadi haram.

HARAM KARENA HUKUM

Selain zatnya yang haram, makanan bisa juga menjadi haram meski secara zatnya tidak haram. Tetapi karena ada suatu kejadian atau kondisi tertentu. Yaitu makanan halal yang dibeli dengan menggunakann uang yang haram. Misalnya makan harta anak yatim secara zhalim dan di luar batas kewajaran. Meski jenis makanannya halal, namun hukum memakannya haram, karena bersumber dari harta yang haram.


Semua makanan yang asalnya halal, tapi bila dibeli dengan menggunakan uang yang haram, maka hukumnya ikut menjadi haram. Terutama berlaku buat pelakunya langsung atau pun orang lain yang tahu persis asal usulnya.
Sedangkan hukum haram ini tidak berlaku buat orang lain yang tidak tahu menahu asal usulnya. Seperti makan pemberian seseorang yang kita tidak kenal, ternyata dia adalah seorang koruptor yang memberi subangan. Dalam kasus seperti ini, kita pun tidak bisa langsung main vonis bahwa semua harta yang dimiliki oleh seorang koruptor itu pasti haram. Yang haram hanya yang hasil korupsi, sedangkan yang bukan hasil korupsi, tentu tidak haram. Dalam hal ini yang lebih tetap hukumnya adalah syubhat, yaitu di luar hukum halal dan haram, tetapi ada di antara keduanya.

Referensi : Ahmad Sarwat LC. Fiqih Kuliner
.














PT. SINAR MEADOW INTERNATIONAL INDONESIA

PT. Sinar Meadow International Indonesia berada di kawasan industri Pulogadung Jakarta, yaitu di Jl. Pulo Ayang 1 No. 6, Jakarta Timur dan menempati area seluas 2,6 hektar. Lokasi PT.SMII cukup strategis sehingga memudahkan transportasi bahan baku Crude Palm Oil (CPO) yang tiba di pelabuhan Tanjung Priok karena jarak yang tidak terlalu jauh dan juga memudahkan pemasaran produk di Jakarta.

PT. Sinar Meadow International Indonesia (PT.SMII) bergerak di bidang manufaktur pengolahan lemak dan minyak nabati. PT.SMII adalah sebuah perusahaan patungan (joint venture) antara Sinar Mas Group melalui PT. Ivo Mas Tunggal dengan Godman Fielder International Ltd., melalui Meadow Lea Food salah satu perusahaan terbesar di Australia, akan tetapi saat ini saham Goodman Fielder International telah diambil alih oleh perusahaan Born Philp.

PT. SMII berdiri pada tanggal 11 Agustus 1990 dan telah memiliki Izin Usaha Tetap No. 618/T/industri/1996. Saat ini pabrik PT. SMII menempati area ±2,6 hektar di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur. Produksi awal PT. SMII dimulai pada tahun 1992 dengan produk utama minyak goreng, margarin, dan shortening. Pasar yang dituju adalah pasar lokal (industrial) dan pasar ekspor (eceran/retail dan industrial).

Proses produksi PT. SMII merupakan sistem terpadu, artinya mulai pengolahan bahan baku hingga masuk dalam kemasan, semuanya dikerjakan sendiri di pabrik. Jumlah karyawan yang dimiliki PT. SMII sebanyak 413 orang. PT. SMII telah berhasil melakukan alih teknologi, jika pada awal berdiri PT. SMII mempekerjakan 9 tenaga ahli dari luar Indonesia, tetapi kini semuanya telah diambil alih oleh tenaga ahli dari Indonesia.

Sebagai bukti bahwa PT. SMII peduli dengan keamanan dan kualitas produk untuk konsumen, PT. SMII telah mendapat sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan juga sertifikat International Organization of Standardization (ISO) 9001-2000. Selain itu juga untuk memastikan bahwa produk PT. SMII Halal, maka PT. SMII juga mendapatkan sertifikat Halal dari LP POM MUI.

Referensi : Hizkia J Simarmata. 2009. Proses Produksi Margarin Di Pt. Sinar Meadow International Indonesia. Bogor : IPB


PT. SEASONAL SUPPLIES INDONESIA

Rata PenuhPT. Seasonal Supplies Indonesia adalah perusahaan yang bergerak pada bisnis makanan olahan yang memproduksi produk jenis wafer stick. PT. Seasonal Supplies Indonesia berpusat di Australia yang bernama Seasonal Supplies Pty Ltd. PT. Seasonal Supplies Indonesia memproduksi berbagai jenis wafer stick dengan ukuran, jenis dan rasa yang berfarian, jenis produk wafer stick yang menjadi unggulan di perusahan ini yaitu: Redondo, ravello, Rondoletti, Corinthians, dan Moneta. PT Seasonal Supplies Indonesia berlokasi di Jl Wisma Damatex No 38, Cikokol, Tangerang, Banten 15117.

PT. Seasonal Supplies Indonesia mempunyai fasilitas di dua lokasi berbeda yakni kantor pusat yang terletak di Cikokol-Tangerang dan Jelambar yang berada di daerah Jakarta Barat. Dalam kisaran waktu dua tahun ini untuk produksi produk wafer stick yang berada di Jelambar-Jakarta Barat hanya memproduksi pada saat permintaan produk wafer stick meningkat yang diperkirakan pada bulan – bulan Juni sampai Desember.

PT. Seasonal Supplies Indonesia didirikan oleh seorang pengusaha asal thailand yang bernama Jhon Jiang Juinn, beliau berdomisili di Australia. Mr. Jhon yang kerap disapa oleh para staf dan karyawan di PT. Seasonal Supplies Indonesia pertama kali mengawali usaha dalam bidang industri olahan pangan ini tidak lepas dari relasi-relasi yang berasal dari negara-negara maju lainnya seperti, Australia, Amerika Serikat, Inggris dan beberapa pengusaha dari negara maju lainnya.

PT. Seasonal Supplies Indonesia sempat melakukan kerjasama dengan PT Arnott’s Indonesia sebagai salah satu cara untuk menekan tingginya biaya operasional yang begitu melambung dengan seiringnya permintaan yang begitu pesat atas produk wafer stick ini, PT Arnott’s Indonesia selain memberikan fasilitas untuk melaksanakan proses produksi dan diberikan pula tanggung jawab sebagai pengawasan mutu dari produk wafer stick seasonal Supplies Pty Ltd.

Setelah kontrak kerja sama berakhir Seasonal Supplies Pty Ltd dengan PT Arnott’s Indonesia, Seasonal Supplies Pty Ltd kembali melakukan kontrak kerja sama dengan PT Widico Stantina Biscuit sebagai fasilitator pada saat proses produksi dan pengawasan mutu produk. PT Widico Stantina Biscuit memiliki pabrik yang berada di Cikokol-Tangerang dan Jelambar–Jakarta Barat. Seasonal Supplies Pty pada awal melakukan kerja sama dengan PT Widico Stantina Biscuit memilih tempat di Cikokol–Tangerang, saat ini Seasonal Supplies Pty Ltd memilih berperan aktif di PT Widico Stantina Biscuit, berbeda saat melakukan kerjasama dengan PT Arnott’s Indonesia, Seasonal Supplies Pty Ltd hanya sebagai penanam modal.

Jhonn Jiang Juinn secara resmi mendirikan PT Seasonal Supplies Indonesia di Pabrik PT Widico Stantina Biscuit pada bulan April tahun 2005, proses produksi yang dilakukan oleh PT Widico Stantina Biscuit diambil alih sepenuhnya oleh PT Seasonal Supplies Indonesia mulai dari awal penerimaan bahan baku sampai hingga pendistribusian produk sampai tempat tujuan.
PT Seasonal Supplies Indonesia hanya melakukan penjualan produk wafer stick ke pasar ekspor saja, produk wafer stick ini sudah memasuki pasar terbesar dibagian Negara Amerika, Australia, Eropa dan Asia. Jhonn Jiang Juinn memberikan wewenang penuh kepada factory manager untuk mengelola pabrik serta mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai syarat standar internasional. Kapasitas yang dimiliki oleh PT Seasonal Supplies Indonesia pada saat ini memiliki oven untuk melakukan proses produksi sebanyak 24 oven yang mampu menghasilkan satu juta karton dalam kisaran waktu satu tahun.

PT Seasonal Supplies Indonesia telah berhasil melakukan penjualan hingga saat ini dapat mencakup negara-negara besar didunia yang terdiri dari negara Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, Australia, Selandia Baru, Hongkong, Haiti, Korea, Taiwan, Thailand, Jepang, Brunei Darussalam, Belanda, Inggris, Denmark, China, Uruguay, Paraguay, Afrika Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Turki, Filipina, Portugal, Puerto Rico, Singapura, Papua New Guinea dan Kaledonia baru. PT Seasonal Supplies Indonesia telah memiliki rencana penjualan ke negara-negara lainnya yang sangat berpeluang bisnis yang besar.

Referensi : Arie A Cahya. 2009. Wafer Stick PT. Seasonal Supplies Indonesia. Bogor : IPB

PT. ELDERS INDONESIA

PT. Elders Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asing yang bergerak dalam bidang peternakan yaitu penggemukan sapi (feedlot) dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH).Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PT. Elders Indonesia merupakan salah satu RPH modern yang dahulunya merupakan RPH bersifat tradisional yang dikelola oleh Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswa yang ada di lingkungan kampus IPB Dramaga. Namun, beberapa tahun kemudian Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan pihak Ausi Fres Import Australia. Pada tahun 2000 RPH dikelola sepenuhnya oleh PT Ausi Fres Import Indonesia, yang merupakan salah satu cabang Ausi Fres Import di Australia. Pada tahun 2002, pihak Ausi Fres Import Australia mengalihkan hak pengelolaan RPH ke pihak PT. Celmor Perdana Indonesia yang merupakan salah satu cabang Celmor Company yang berada di Australia.

Pada tahun 2000, PT. Elders Indonesia pertama kali bergerak di bidang penggemukan sapi (feedlot) diimport dari Australia. Penggemukan dilakukan dengan memperhatikan kondisi nutrisi dan aspek kesejahteraan hewan lainnya (animal welfare). Penggemukan dilakukan selama kurang lebih 90 hari sampai dengan 100 hari. Penggemukan sapi potong (feedlot) awalnya berada di daerah bandung. Setelah beberapa tahun beroperasi, feedlot yang berada di bandung ditutup dan PT. Elders Indonesia membuka feedlot di daerah Cileungsi (Bogor) dan Lampung Tengah.

Pada tahun 2005, PT. Elders Indonesia melakukan kerjasama dengan RPH PT. Celmor Perdana Indonesia dengan membeli jasa pemotongan ternak sapi yang bertujuan memproduksi daging sapi. Setelah beberapa tahun melakukan kerja sama, maka pada tanggal 26 Juni 2006 PT. Celmor Perdana Indonesia mengalihkan hak pengelolaan RPH sepenuhnya kepada PT. Elders Indonesia.

Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PT. Elders Indonesia berlokasi di Jalan Agatis Lingkar Kampus Institut Pertanian Bogor, dengan identifikasi sebagai berikut :

Nama Perusahaan : PT. Elders Indonesia
Nama Pemimpin : Richard Slaney
Alamat Usaha : Rumah Pemotongan Hewan Fakultas Peternakan IPB, Darmaga, Bogor
Klasifikasi RPH : Kelas A
Skala Usaha : 40 ekor ternak / hari.

Referensi : Doughlas JM Sitohang. 2009. Proses Produksi Daging Sapi Dan Sanitasi Di RPH PT. Elders Indonesia. Bogor : D3 IPB